Selain saham defensif, lanjut Thoriq, investor juga bisa memanfaatkan volatilitas pasar dengan melakukan trading jangka pendek pada saham komoditas, seperti emas dan saham-saham sektor energi lainnya dengan menggunakan pendekatan teknikal.
Di samping itu, sebagai strategi perlindungan, masyarakat disarankan untuk menyimpan sebagian dana dalam bentuk tunai. Thoriq menilai hal ini penting agar investor tetap memiliki modal cadangan untuk membeli saham dengan valuasi menarik ketika harganya mengalami koreksi signifikan atau memasuki area diskon.
Sementara itu, IHSG diperkirakan masih akan bergerak sideways cenderung melemah dengan support di level 6.379 dan resisten di angka 6.559. Pemangkasan peringkat saham Indonesia oleh Goldman Sachs dan Morgan Stanley turut menekan kepercayaan investor, semakin membebani pergerakan IHSG.
“Kalau secara teknikal, saya rasa masih akan ada pelemahan menuju support tersebut. Penjualan asing masih mendominasi, belum ada tanda-tanda teknikal rebound,” tutur Thoriq.
(Febrina Ratna Iskana)