Sahat menegaskan seluruh proses restrukturisasi dilakukan dengan mengedepankan prinsip Good Corporate Governance(GCG). Penguatan pengendalian internal dan manajemen risiko menjadi bagian penting dalam menjaga keberlanjutan perbaikan kinerja.
"Kami akan melanjutkan upaya restrukturisasi guna memperbaiki indikator kinerja keuangan. Kami fokus pada penguatan kontribusi produk dan optimalisasi operasional secara menyeluruh," ujar Sahat.
Rencana pemulihan kinerja Perseroan juga mendapat dukungan dari ekosistem BUMN Farmasi. Dukungan tersebut datang dari Badan Pengelola (BP) BUMN, Danantara Indonesia, serta PT Bio Farma (Persero) selaku induk holding.
Manajemen berharap dukungan tersebut dapat mempercepat proses restrukturisasi, baik dari sisi operasional maupun penguatan bisnis, sehingga 2026 dapat menjadi titik balik bagi Indofarma untuk keluar dari tren kerugian dan mencatatkan pertumbuhan yang lebih sehat.
(taufan sukma)