Sementara nilai aset terbesar perseroan berasal dari pos aset tidak lancar, khususnya aset tetap sebesar USD460,79 juta, yang terdiri dari tanah, bangunan, mesin, hingga kendaraan.
Manajemen SRIL menyatakan pihaknya sedang fokus melakukan monitoring terhadap rencana perdamaian yang telah disepakati (homologasi) atas perkara penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).
Setelah mencapai perdamaian dengan para kreditur, SRIL berupaya untuk mencapai fasilitas tambahan modal kerja.
Lebih jauh, perseroan juga tengah melakukan penggalangan dana senilai USD100 juta dengan jaminan aset sponsor. Rencana ini bakal diupayakan dalam 3 tahun ke depan, sejak 30 Juni 2022.
(DES)