sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Dibuka Koreksi, Nasdaq Turun 1,37 Persen

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
15/12/2022 22:09 WIB
 Indeks bursa Wall Street dibuka koreksi pada Kamis (15/12) merespons pengetatan kebijakan bank sentral AS.
Wall Street Dibuka Koreksi, Nasdaq Turun 1,37 Persen (Dok.MNC)
Wall Street Dibuka Koreksi, Nasdaq Turun 1,37 Persen (Dok.MNC)

IDXChannel -  Indeks bursa Wall Street dibuka koreksi pada Kamis (15/12) merespons pengetatan kebijakan bank sentral Amerika Serikat yang berlarut-larut sehingga memadamkan harapan atas potensi akhir dari kenaikan suku bunga.

Dow Jones Industrial Average turun 0,97% di 33.635,42, S&P 500 melemah 1,16% di 3.949,13, sedangkan Nasdaq Composite anjlok 1,37% di 11.017,92.

Komponen saham yang paling aktif diperdagangkan di bawah indeks S&P 500 antara lain Tesla, Amazon.com, dan Carnival Corp. Tiga top gainers ditempati oleh Fidelity National Info menguat 3,16%, Verizon menanjak 1,88%, dan L3Harris Technologies tumbuh 1,06%, sedangkan top losers diduduki oleh Western Digital turun 7,56%, Netfilix merosot 6,00%, dan Estee Lauder tertekan 3,45%.

Setelah mengumumkan kebijakan suku bunga, The Fed merilis proyeksi ekonomi ke depan. Gubernur Fed Jerome Powell menegaskan bahwa bank sentral akan terus menaikkan suku bunga hingga adi atas 5% pada tahun 2023.

Pada Rabu kemarin (14/12), The Fed baru saja mengerek suku bunga 50 bps menjadi 4,25% - 4,50%. Analis menilai apabila Fed-rates didongkrak hingga 5 persen maka ekonomi AS berpeluang mengalami krisis seperti yang terjadi pada 2007-2008.

"Masalahnya adalah pasar masih mencari (sentimen) penurunan suku bunga pada tahun 2023 dan itu tidak sesuai dengan skenario ekonomi saat ini," kata Analis HSBC, illem Sels, dilansir Reuters, Kamis (15/12/2022).

Sebelumnya indeks utama Wall Street sempat mengalami pemulihan di tengah harapan bahwa The Fed akan melonggarkan pengetatan moneter. Sayangnya, reli indeks terhenti pada Desember ini setelah sejumlah data ekonomi dan proyeksi terhadap perusahaan sektor teknologi mengkhawatirkan.

Ke depan, pelaku pasar modal AS sedang menantikan beberapa data makro hingga akhir pekan ini untuk mencari katalis positif bagi pergerakan di aset berisiko seperti saham.

"Dalam beberapa hal, data (makro) hari ini memperkuat apa yang dikatakan Powell kemarin bahwa (suku bunga) ini akan memakan waktu," kata Sameer Samana, ahli strategi pasar global senior di Wells Fargo Investment Institute. 

(IND) 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement