Meski demikian, ini bukan pertama kalinya Rusia mundur dari Black Sea Grain Initiative.
Pada Oktober tahun lalu, Rusia menangguhkan partisipasinya selama beberapa hari menyusul apa yang diklaim Moskow sebagai serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap armada Rusia di Laut Hitam.
Dalam pernyataan terbaru Rusia, tidak jelas apakah kesepakatan dapat dilanjutkan.
Guterres mengatakan PBB mengirim surat kepada Putin pekan lalu dengan langkah-langkah baru yang diusulkan untuk mengatasi keluhan Rusia. Termasuk mengizinkan anak perusahaan Bank Pertanian Rusia untuk terhubung kembali ke SWIFT yang merupakan sistem pengiriman keuangan global.
Arti Buat Dunia
Kesepakatan Black Sea Grain Initiative merupakan pencapaian diplomatik yang langka di tengah konflik Rusia-Ukraina yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan berdampak pada ekonomi global.
PBB mengatakan kesepakatan itu telah membantu meredakan krisis pangan global dan mengurangi harga pangan lebih dari 23 persen sejak Maret 2022.
Dalam laporan tentang ketahanan pangan global terbaru, PBB memperkirakan hingga 783 juta orang menghadapi kelaparan kronis pada 2022, sekitar 9,2 persen dari populasi dunia. Kata laporan tersebut, angka itu lebih tinggi dari angka pra-pandemi sebagian karena konsekuensi perang di Ukraina.
Sebelum kesepakatan dibuat, blokade angkatan laut Rusia terhadap pelabuhan-pelabuhan utama Ukraina mencegah ekspor utama seperti gandum dan minyak bunga matahari unruk mencapai pasar dunia. Langkah ini menyebabkan harga-harga pangan melonjak.
Berdasarkan perjanjian tersebut, kapal dari kedua belah pihak dapat menggunakan koridor laut kemanusiaan sebelum menghadapi inspeksi di hub yang dikelola PBB di Turki.
PBB mengatakan perjanjian tersebut telah memungkinkan 1.003 pelayaran dari tiga pelabuhan Ukraina, membawa total 32,8 juta ton biji-bijian dan produk makanan lainnya.
Empat puluh lima negara menerima pengiriman biji-bijian dari Ukraina di bawah inisiatif ini. Di mana Asia memperoleh impor sebesar 46 persen dari total impor, sementara 40 persen lainnya di kirim ke Eropa Barat dan 12 persen lainnya dikirim ke Afrika dan 1 persen dikirim ke Eropa Timur. (ADF)