Market Watch
Last updated : 16:15 WIB 31/05/2023

Data is a realtime snapshot, delayed at least 10 minutes

Major Indexes
  • IHSG
  • 6,633.26
  • -3.16
  • -0.05%
  • LQ45
  • 949.67
  • +6.57
  • +0.7%
  • IDX30
  • 494.61
  • +4.07
  • +0.83%
  • JII
  • 530.52
  • -7.10
  • -1.32%
  • HSI
  • 18,949.94
  • +733.03
  • +4.02%
  • NYSE
  • 15,031.08
  • +143.94
  • +0.97%
  • STI
  • 3,166.30
  • +7.50
  • +0.24%
Currencies
  • USD-IDR
  • 14,990
  • 0.00%
  • 0
  • HKD-IDR
  • 7
  • 0.00%
  • 0
Commodities
  • Emas
  • 943,493
  • -0.08%
  • -786
  • Minyak
  • 1,028,614
  • -1.21%
  • -12,592

WEF Davos 2023, ECB: Perang Ini Belum Kita Menangkan

Market news
Taufan Sukma/IDX Channel
18/01/2023 19:36 WIB
Perjuangan tersebut masih sangat jauh dari kata akhir, mengingat posisi inflasi saat ini justru lebih mendekati level 10 persen.
WEF Davos 2023, ECB: Perang Ini Belum Kita Menangkan (foto: MNC Media)
WEF Davos 2023, ECB: Perang Ini Belum Kita Menangkan (foto: MNC Media)

IDXChannel - Masih tingginya kondisi inflasi di Eropa mendorong Bank Sentral di kawasan tersebut, European Central Bank (ECB), untuk tetap melanjutkan kebijakan suku bunga tingginya dalam beberapa bulan ke depan.

Langkah ini perlu ditegaskan, mengingat sebagian pihak di kalangan analis tengah berspekulasi bahwa ECB memiliki ruang yang cukup untuk mengendurkan ketatnya kebijakan moneter yang telah diambil lebih dari satu semester terakhir terseut.

Turut hadir dalam World Economic Forum (WEF) 2023, yang digelar di Davos, pekan ini, Anggota Dewan Pengurus ECB, Francois Villeroy de Galhau, menyatakan bahwa perang terhadap tingginya inflasi masih akan berlangsung, dan belum akan mengendur dalam waktu dekat.

"Kita harus tetap berada di jalur pertumpuran melawan (tingginya) inflasi. Perang ini sama sekali belum kita menangkan," ujar Villeroy, dalam diskusi panel bertema Banking in The Eye of the Storm, sebagai salah satu rangkaian WEF 2023, Rabu (18/1/2023).

Sejauh ini, ECB telah menaikkan suku bunga gabungan sebesar 2,5 poin persentase sejak Juli, dan menunjukkan sinyal bakal adanya kenaikan kembali sebesar 50 basis poin pada Februari atau Maret 2023 mendatang.

Langkah kebijakan ketat ini menurut Villeroy bakal terus dijalankan hingga inflasi bisa dikembalikan ke posisi aman di level dua persen pada 2025 mendatang.

Perjuangan tersebut masih sangat jauh dari kata akhir, mengingat posisi inflasi saat ini justru lebih mendekati level 10 persen.

"(Penegasan) Ini menjawab spekulasi sejumlah pihak bahwa para pembuat kebijakan sedang mempertimbangkan kenaikan (bunga) yang lebih kecil di Bulan Maret. Aku katakan, itu tidak benar," ujar pria yang juga menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Prancis (Banque de France/BdF).

Justru, menurut Villeroy, ECB kini tengah mewaspadai potensi lonjakan inflasi pada paruh pertama 2023, yang sangat mungkin diikuti oleh lonjakan harga kebutuhan pokok masyarakat.

Karenanya, alih-alih memperkecil kenaikan suku bunga, Villeroy justru mengeklaim bahwa Presiden ECB, Christine Lagarde, sedang mempertimbangkan opsi kenaikan bung acuan sebesar 50 basis poin pada Februari dan juga pertemuan-pertemuan selanjutnya.

Namun, terkait ancaman resesi, Villeroy merupakan salah satu pihak yang cukup optimistis bahwa tekanan tersebut dapat dihindari dengan baik, sebagaimana telah diperkirakan sejak awal oleh ECB.

"Berdasarkan indikator-indikator terkini, Saya melihat situasi di Eropa, mungkin juga di AS, cukup tangguh dan bisa diharapkan (terhindar dari resesi). (Kondisi) Ini tidak sama dengan yang terjadi pada tiga bulan lalu," tegas Villeroy. (TSA)

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis IDX Channel tidak terlibat dalam materi konten ini.