sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

5 Penyebab Harta Sulit Bertahan 3 Generasi, Alasan Bisnis Keluarga Tidak Tahan Lama

Milenomic editor Kurnia Nadya
03/07/2025 17:38 WIB
Dalam dunia bisnis dan kalangan orang-orang kaya, terdapat mitos yang disebut ‘kutukan generasi ketiga.'
5 Penyebab Harta Sulit Bertahan 3 Generasi, Alasan Bisnis Keluarga Tidak Tahan Lama. (Foto: Freepik)
5 Penyebab Harta Sulit Bertahan 3 Generasi, Alasan Bisnis Keluarga Tidak Tahan Lama. (Foto: Freepik)

IDXChannel—Apa penyebab harta kekayaan sulit bertahan 3 generasi? Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kekayaan yang dihimpun generasi perintis tidak cukup dan tidak bertahan begitu diwarisi oleh generasi ketiga

Dalam dunia bisnis dan kalangan orang-orang kaya, terdapat mitos yang disebut ‘kutukan generasi ketiga’, di mana harta kekayaan dan bisnis yang telah dirintis generasi pendahulu tidak bertahan lama ketika dikelola oleh generasi ketiganya. 

Melansir Binus University (3/7/2025), mitos kutukan ini berasal dari pepatah lama dari budaya-budaya negara lain yang berbunyi ‘Shirtsleeves to shirtslevees in three generations’ juga ‘Rice paddies to rice paddies in three generations.’

Makna dari pepatah tersebut adalah generasi pertama membangun dan bekerja keras untuk menghimpin kekayaan dan merintis bisnis dari nol. Lalu generasi keduanya (anak), umumnya akan menikmati hasil yang diperjuangkan generasi perintis. 

Generasi kedua mungkin masih mampu mempertahankan bisnis dan melakukan ekspansi. Namun generasi ketiga umumnya kurang memiliki daya juang yang sama seperti pendahulunya, sehingga harta kekayaan dan bisnis keluarganya terancam sirna. 

Dari sinilah mitos kutukan generasi ketiga muncul. Meskipun demikian, tidak semua keluarga pebisnis menghadapi situasi yang sama. Tidak sedikit keluarga pebisnis di dunia yang berhasil mempertahankan usaha hingga berabad-abad. 

Namun mitos kutukan generasi ketiga ini bukan tidak mungkin terjadi. Berikut ini adalah beberapa penyebab harta kekayaan sulit bertahan 3 generasi. 

Penyebab Harta Kekayaan Sulit Bertahan 3 Generasi, Ini Gara-garanya

1. Perbedaan Background/Daya Juang  

Generasi ketiga biasanya tidak merasakan kondisi, tantangan, perjuangan, dan kesulitan yang sama seperti generasi perintis. Generasi ketiga terlahir dalam kondisi yang sudah berkecukupan dan serba mudah. 

Risiko dari kondisi yang serba mudah adalah minimnya kesadaran atas privilege atau keistimewaan yang dimilliki, sehingga individu terjebak dan terbutakan oleh rasa nyaman. Sehingga tidak memiliki daya juang yang sama seperti pendahulunya. 

2. Terbiasa Serba Mudah 

Karena terlahir dalam kondisi serba mudah, individu pada generasi ketiga juga berpeluang membangun kebiasaan-kebiasaan dan sifat negatif yang dapat merusak pengelolaan bisnis yang dimiliki keluarganya. 

Misalnya boros, gegabah, tidak matang dalam memperhitungkan sesuatu, tidak mampu menakar risiko karena terlena dengan kondisi serba mudah, dan sebagainya. Padahal, bisnis yang sudah berkembang justru memerlukan pengelolaan yang lebih inovatif. 

Sementara generasi perintisnya lebih bijak dan cermat dalam mengelola keuangan pribadi dan bisnis karena bertumbuh dalam situasi yang serba sulit. 

3. Kegagalan Perencanaan Warisan

Ketika seseorang berhasil menjadi kaya raya, umumnya setelah meninggal akan meninggalkan warisan. Jika harta warisan ini tidak diatur dengan cermat, maka dapat berpotensi membuat harta kekayaan itu habis sia-sia. 

Pembagian warisan, tanggung jawab, dan peran masing-masing anggota keluarga yang ditinggalkan dapat memicu konflik dan berpotensi mengganggu bisnis yang ditinggalkan perintis. 

Oleh sebab itu, umumnya dalam keluarga pebisnis, generasi yang saat ini tengah memegang kendali akan mempersiapkan penerus dari generasi selanjutnya untuk memegang tanggung jawab. 

4. Perubahan Ekonomi 

Tiga generasi dapat terlewati dalam beberapa dekade, atau paling tidak kurang dari satu abad. Dalam periode waktu itu, kondisi dunia dan perekonomian sudah berubah drastis. Kondisi terdahulu mungkin dapat diatasi oleh generasi perintis. 

Sementara generasi ketiga belum tentu mampu menghadapi perubahan ekonomi dan pasar yang jauh berbeda dengan kondisi yang dialami generasi perintisnya. Oleh sebab itu, pendidikan keuangan dan bisnis sangat penting untuk diajarkan ke generasi penerus. 

5. Konflik Keluarga 

Konflik adalah hal yang umum terjadi, dan dapat terjadi pada keluarga mana pun, baik keluarga kelas menengah ataupun keluarga kelas atas. Namun pada keluarga kelas atas, konflik tentang uang dan kepentingan berpotensi besar merusak peninggalan perintis. 

Konflik kepentingan pada bisnis keluarga dapat mengganggu operasional bisnis dan proses pengambilan keputusan yang penting dalam kegiatan bisnis. 

Itulah beberapa penyebab harta sulit bertahan 3 generasi

(Nadya Kurnia)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement