IDXChannel—Banyak cara dapat ditempuh untuk mendapatkan passive income. Namun sampai seseorang berhasil mencapai nominal yang dikehendaki, perjalanannya tidak mudah dan tidak instan.
Passive income berbeda dengan penghasilan tambahan. Passive income adalah penghasilan yang didapatkan tanpa meluangkan waktu dan tenaga lagi untuk bekerja. Sementara penghasilan tambahan didapat dengan meluangkan waktu dan tenaga untuk bekerja di luar pekerjaan utama.
Contoh passive income yang paling sederhana adalah, seorang novelis yang menulis buku dan berhasil naik cetak dalam jangka waktu yang sangat lama. Novelis itu tetap memperoleh penghasilan—secara pasif—dari royalti buku yang telah ditulisnya beberapa tahun silam.
Sang novelis hanya sekali menuliskan satu buku dalam kurun waktu tertentu, dan jika bukunya laris manis lalu dicetak ulang beberapa kali. Maka royalti yang didapatkannya dari hasil cetak ulang kedua dan seterusnya adalah penghasilan pasif. Artinya, selama bukunya terjual, ia akan terus menerima penghasilan yang bersifat pasif.
Sama halnya dengan musisi yang menciptakan lagu, ia akan mendapatkan royalti dari lagu-lagu yang terputar di media streaming, atau ketika lagunya digunakan orang lain untuk kebutuhan komersial.
Sementara jika seseorang mengambil pekerjaan tambahan atau berbisnis kecil-kecilan di luar pekerjaan utama, maka penghasilan yang ia dapatkan sejatinya terikat dengan waktu dan tenaga yang ia luangkan di luar jam kerja utamanya.
Delapan ide passive income di bawah ini dirangkum oleh Youtuber, Ali Abdaal. Ia mendapatkan passive income dengan memanfaatkan tren industri digital yang terus berkembang. Ide-ide ini cocok dilakoni oleh individu yang memiliki skill di bidang digital.
“Passive income bukan berarti memperoleh uang tapi tidak melakukan atau tidak membuat apa pun, yang benar adalah membuat sesuatu yang bisa menghasilkan uang secara terus menerus tanpa perlu kita ulangi lagi pekerjaannya,” tutur Abdaal.
8 Ide Passive Income di Era Digital
Investasi Saham
Investasi saham adalah cara mendapatkan passive income paling mudah dan sederhana menurut Abdaal. Ia sendiri merupakan seorang investor saham. Dengan berinvestasi, seseorang hanya perlu memilih emiten-emiten dengan kinerja baik.
Lantas membiarkan modal yang telah ‘dititipkan’ pada emiten tersebut berkembang dengan sendirinya seiring perusahaan tersebut mengembangkan bisnisnya. Investor akan mendapatkan keuntungan dari capital gain dan pembagian dividen.
Namun secara realistis, Abdaal mengatakan tentu butuh waktu hingga akhirnya investor bisa mendapatkan passive income dari investasi saham. Kemandirian finansial lewat investasi saham tidak mungkin diraih dalam semalam.
Membuka Channel Youtube
Perkembangan industri teknologi menggeser pola konsumsi masyarakat, termasuk ketika mereka mengkonsumsi konten. Mulanya orang mencari hiburan tontonan dari televisi, namun kini banyak yang mulai beralih menonton konten-konten menarik di Youtube.
Konten yang bagus mampu menarik minat orang untuk menontonnya. Dari sinilah potensi penghasilan didapat, makin banyak penonton dan makin sering video ditonton, peluang untuk mendapatkan penghasilan dari iklan YouTube pun meningkat.
Seorang YouTuber dengan jumlah view yang tinggi secara konstan tiap bulannya, bisa mendapatkan penghasilan dari YouTube hingga ribuan dolar Amerika. Tak mengherankan jika sekarang ini makin banyak yang gencar mengembangkan channel YouTube-nya.
Abdaal menilai tingkat kesulitan membuka channel YouTube tidaklah begitu tinggi, yang sulit adalah memproduksi konten bagus dan mengembangkan jumlah subscriber dan penonton hingga channel tersebut layak untuk dimonetisasi.
“Untuk memonetisasi channel YouTube, subscriber setidaknya harus berjumlah 1.000 user dan 4.000 kali views. Saya sendiri baru bisa mendapatkan 1.000 subscriber setelah enam bulan dan setelah membuat 52 video,” tutur Abdaal.
Memulai Podcast
Mendapatkan penghasilan pasif dari podcast diakui Abdaal jauh lebih sulit dibanding membuka channel Youtube. Apalagi platform yang menyediakan streaming podcast tidak menerapkan algoritma seperti YouTube.
Keuntungan dari podcast juga tidak didapat dari iklan, setidaknya menurut Abdaal. Di platformnya mengunggah podcast, ia mendapatkan keuntungan dari tawaran dan kesepakatan dari brand-brand tertentu.
Agar konten-konten podcast dianggap layak oleh pemilik brand pun dibutuhkan waktu. Pemilik podcast membutuhkan setidaknya ribuan episode yang didengar oleh ribuan orang pula.