Contoh Intangible Asset, Karakteristik dan Cara Menghitungnya
Dalam kegiatan bisnis, intangible asset dapat berupa brand atau merek dagang, properti intelektual (hak cipta, aset digital, waralaba, trademark, rahasia dagang, dll), hak eksplorasi dan eksploitasi, dan paten.
Misalnya, jika suatu perusahaan menemukan resep dan cara produksi roti yang menghasilkan cita rasa khas yang belum pernah ada sebelumnya. Lalu perusahaan tersebut mendaftarkan paten resep dan cara produksi itu.
Atau hak cipta atas karya yang dibuat oleh seorang musisi, sutradara film, seniman, dan penulis. Brand yang menjadi identitas produk, logo, atau ciri khas suatu brand juga merupakan kekayaan intelektual yang bernilai.
Oleh sebab itu pembuatan konten video yang memanfaatkan lagu sebagai background musik, biasanya menggunakan musik-musik tanpa hak cipta yang bebas digunakan secara gratis. Sebab penggunaan musik dengan hak cipta memerlukan pembayaran royalti.
Aset-aset tak berwujud seperti hak cipta, brand, logo produk, resep dan formula, cara produksi, lebih sulit diukur nilainya karena aset ini dapat bernilai dalam jangka panjang dan dapat berguna bagi bisnis hingga masa mendatang.