sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

50 Ribu Buruh akan Gelar Aksi May Day di Istana Besok

News editor Carlos Roy Fajarta Barus
30/04/2024 10:20 WIB
Sebanyak ratusan ribu buruh di seluruh Indonesia akan turun ke jalan dalam rangka memeringati hari buruh internasional atau May Day pada Rabu, 1 Mei 2024 besok.
50 Ribu Buruh akan Gelar Aksi May Day di Istana Besok. (Foto MNC Media)
50 Ribu Buruh akan Gelar Aksi May Day di Istana Besok. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Sebanyak ratusan ribu buruh di seluruh Indonesia akan turun ke jalan dalam rangka memeringati hari buruh internasional atau May Day pada Rabu, 1 Mei 2024 besok.

Untuk di Jakarta, aksi akan dipusatkan di Istana Negara jam 9.30-12.30 WIB. Kemudian sebanyak 50 ribu peserta aksi May Day di Istana akan bergerak ke Stadion Madya Senayan, merayakan May Day Fiesta.

May Day 2024 dalam aksi di Istana Negara disebut akan diikuti 50 ribu buruh dilanjutkan dengan May Day Fiesta di Stadion Madya Senayan. Titik kumpul di Patung Kuda Indosat setelah itu long march ke Bundaran HI dan balik lagi ke Patung Kuda, kemudian pukul 13.00 bergerak ke Stadion Madya Senayan.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, peringatan hari buruh internasional akan diselenggarakan di ratusan kota industri di seluruh Indonesia. 

"Sebanyak 200 ribu orang lebih akan mengikuti May Day di seluruh Indonesia, antara lain di Jakarta, Bandung, Serang, Surabaya, Semarang, Batam, Makassar, Banjarmasin, Ternate, Mimika, dan lain sebagainya," ujar Said Iqbal dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Said Iqbal mengungkapkan, upah buruh selama ini tidak seimbang dengan kenaikan inflasi daerah. Dia mencontohkan pada 2024, kenaikan upah di Kabupaten Tangerang 1,64 persen, Kabupaten Bekasi 1,59 persen, Kabupaten Karawang 1,57 persen persen, di mana kenaikan tersebut di adalah di bawah nilai inflasi 2024 sebesar 2,8 persen dan di bawah angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen. 

"Kebijakan upah murah ini mengakibatkan upah riil dan daya beli buruh turun sebesar 30-40 persen. Dengan kata lain, dalam lima tahun terakhir, upah riil buruh turun dan tidak ada kenaikan upah. Padahal pertumbuhan ekonomi rata-rata naik 5 persen," kata Said Iqbal.

Said Iqbal mengungkapkan, masyarakat dari ekonomi menengah bawah tidak dapat menikmati pertumbuhan ekonomi dengan baik karena harga-harga kebutuhan pokok melonjak tinggi.

"Berarti buruh tidak menikmati peningkatan daya beli dan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang hanya dinikmati orang kaya," pungkasnya.

(YNA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement