Atas informasi tersebut, Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia) menerbitkan Notice to Airmen (NOTAM) penutupan bandar udara Sam Ratulangi di Manado yang diperkiraan hingga 19 April 2024 pukul 10.00 UTC (18.00 WITA).
Melihat dampak abu vulkanik tersebut, Guswanto meminta otoritas layanan bandara untuk terus memantau informasi dari VAAC dan VONA untuk digunakan dalam collaborative decision making dalam memutuskan apakah bandara tetap dibuka atau ditutup.
Di sisi lain, pihak maskapai penerbangan juga diimbau untuk update informasi dampak sebaran abu vulkanik. Hal ini menjadi penting dan dapat dijadikan data acuan untuk menentukan rute penerbangan dan menghindari wilayah-wilayah udara yang terdampak dari letusan Gunung Ruang.
BMKG terus mengantisipasi perkembangan sebaran abu vulkanik Gunung Ruang dengan pemantauan berdasarkan citra satelit, pemodelan, dan pengamatan langsung atau paper test di bandara. Informasi dan data ini akan diupdate secara berkala dan dapat diakses oleh pihak otoritas terkait.
“Kolaborasi antar negara dan wilayah penting untuk meningkatkan kesadaran situasional akan letusan gunung berapi dan penyebabnya,” pungkasnya.
Kepala Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Dhira Utama menjelaskan BMKG telah mengeluarkan Aerodome Warning atau Peringatan Dini Cuaca Bandara pada 06.30 WITA.
Di mana abu vulkanik teramati dengan jarak pandang mendatar 10KM dan kondisi ini diprakirakan akan berlangsung hingga 16.10 WITA dengan tendensi melemah.
"Maskapai penerbangan diimbau untuk update informasi dampak sebaran abu vulkanik secara berkala. Hal ini menjadi penting dan dapat dijadikan data acuan untuk menentukan rute penerbangan dan menghindari wilayah-wilayah udara yang terdampak dari letusan Gunung Ruang," kata dia.
(NIY)