Waspada Cuaca Ekstrem
BMKG pun mencatat dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat merasakan cuaca panas terik pada siang hari, namun masih disertai hujan pada sore atau malam. Fenomena ini merupakan ciri khas masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Kondisi atmosfer yang labil pada masa transisi ini berpotensi memicu terbentuknya awan konvektif seperti Cumulonimbus (CB), yang dapat menyebabkan cuaca ekstrem seperti hujan lebat, petir, angin kencang, bahkan hujan es.
Dalam sepekan terakhir, hujan dengan intensitas sangat lebat tercatat di beberapa wilayah, seperti pada 9 Mei 2025 di Kabupaten Jembrana, Bali (121,4 mm/hari); 10 Mei di Kota Tangerang Selatan, Banten (103,0 mm/hari); 11 Mei di Kabupaten Sleman, DIY (115,3 mm/hari); 12 Mei di Kabaupaten Merauke, Papua Selatan (118,0 mm/hari); dan 14 Mei di Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah (105,7 mm/hari).
“Keadaan dinamika atmosfer yang fluktuatif dan dapat berubah secara tiba-tiba pada periode ini, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem. Kondisi seperti hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang masih mungkin terjadi,” imbau BMKG.
(Febrina Ratna Iskana)