“Material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng Gunung Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan. Oleh karena itu terdapat potensi bahaya aliran banjir lahar pada lembah dan aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Marapi,” terangnya.
Tak hanya itu tulis Hendra, terdapat potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S di area kawah puncak G. Marapi. “Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 22 April 2024, maka tingkat aktivitas G. Marapi tetap pada Level III (Siaga),” katanya.
(SAN)