IDXChannel - Bagi Anda yang pernah menyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi atau sebaliknya, pasti banyak yang belum sadar, bahwa kapal biasanya akan melewati jalur samping untuk melewati selat Bali.
Padahal, jika diamati, Pelabuhan Ketapang dan Pelabuhan Gilimanuk memiliki jarak yang cukup dekat. Dalam artian, kapal sebenarnya bisa menyebrang laut lebih cepat dengan melewati jalur yang lurus.
Lantas, kenapa ya kapal memilih jarak yang lebih jauh dengan melewati jalur samping menuju Pelabuhan Gilimanuk dari Pelabuhan Ketapang atau sebaliknya? Berikut ulasannya, dilansir dari berbagai sumber, Sabtu, (25/7/2023).
Ternyata, ada beberapa alasan mengapa para nahkoda kapal tidak mengambil jalur lurus untuk bisa sampai ke Pelabuhan Gilimanuk dari Pelabuhan Ketapang atau sebaliknya. Tentunya, bukan karena ingin mengajakmu berkelana menyusuri selat Bali ya
Alasan pertama adalah soal arus laut. Seperti diketahui, Selat Bali terkenal dengan arus lautnya yang cukup kencang. Nah, dalam hal ini awak kapal kerap mempertimbangkan hal ini untuk kelancaran dan keselamatan penyebrangan.
Pasalnya, meski harus menempuh jarak yang lebih jauh dengan jalur samping, bahan bakar kapal dinilai lebih awet karena tidak akan melawan arus. Sementara, jika kapal melewati jalur lurus, kapal akan melawan arus laut yang selain tidak aman untuk penyebrangan, tentu akan membuat bahan bakar jadi lebih boros.
Faktor kedua yakni karena topografi bawah laut. Sebagai besar, kapal penyebrangan dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk atau sebaliknya tidak mengambil jalur lurus karena adanya karakteristik perairan di Selat Bali berupa palungan yang cukup berbahaya jika dilewati.
Palung sendiri merupakan cekungan di dasar laut yang sangat dalam dan menjorok ke dalam seperti jurang. Meski memiliki karakteristin permukaan yang datar, namun, palungan memiliki arus bawah laut yang sangat kuat.