IDXChannel - Biaya pemurnian smelter swasta ternyata lebih murah dari PT Timah (TINS). Hal ini diketahui dari sidang lanjutan kasus dugaan korupsi timah yang digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Kamis (4/10/2024).
Jaksa KPK saat itu menghadirkan Direktur Operasi dan Produksi PT Timah periode 2017-2020 Alwin Albar untuk Terdakwa Harvey Moeis.
Dalam kesempatan itu salah satu poin yang disampaikan oleh Alwin terkaiot latar belakang kerja sama antara PT Timah dengan lima Smelter yang kini terseret dalam pengusutan kasus dugaan korupsi timah.
Alwin mengakui jika inisiatif kerja sama ini datang dari pihak PT Timah kala itu.
Alasan paling mendasar, kata dia dalam persidangan, adalah untuk menutup gap atau selisih antara kapasitas produksi timah oleh PT Timah, dengan target produksi yang dicanangkan.
"Terkait dengan kebutuhan, penawaran ini yang lebih membutuhkan adalah PT Timah. Terdapat beberapa fakta berkaitan dengan kemampuan smelter atau tanur yang dimiliki PT Timah, memiliki kapasitas produksinya tidak dapat mencapai target. Juga, untuk maksimal kapasitas produksi pada tahun 2017/2019 adalah sebanyak 30.000 ton," kata Alwin.
Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan soal biaya peleburan smelter swasta yang dalam persidangan sebelumnya disebutkan berkisar USD2.000-USD2.500 per ton dianggap lebih mahal ketimbang biaya peleburan oleh smelter milik PT Timah sendiri yang berkisar USD1.000 per ton.