sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kemenkes Sebut Pembiayaan Penyakit Stroke Capai Rp3,23 Triliun di 2022

News editor Syifa Fauziah/MPI
27/10/2023 14:49 WIB
Sebenarnya kasus stroke ini 90 persen bisa dicegah apabila menghindari faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, diet yang tidak sehat dll.
Kemenkes Sebut Pembiayaan Penyakit Stroke Capai Rp3,23 Triliun di 2022 (FOTO:MNC Media)
Kemenkes Sebut Pembiayaan Penyakit Stroke Capai Rp3,23 Triliun di 2022 (FOTO:MNC Media)

Eva menambahkan sebenarnya kasus stroke ini 90 persen bisa dicegah apabila menghindari faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan kondisi fibrilasi atrium.

Berdasarkan diagnosis dokter tahun 2018, prevalensi hipertensi usia lebih dari 18 tahun sebesar 8,4 persen, prevalensi pada penduduk usia lebih dari 15 tahun sebesar 2,0 persen, prevalensi merokok pada penduduk usia lebih dari 10 tahun 28,8 persen, prevalensi kurang aktivitas fisik lebih dari 10 tahun sebesar 33,5 persen, prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur pada penduduk usia 5 dan lebih sebesar 95,5 persen.

“Kondisi inilah yang jadi tantangan pencegahan pengendalian stroke di Indonesia,” ucapnya.

Untuk itu, dr Eva mengatakan pihaknya melakukan transformasi kesehatan, layanan primer melalui promosi dan edukasi pencegahan faktor risiko stroke melalui perilaku CERDIK. Selain itu, kita melakukan edukasi untuk bisa mengenali gejala stroke dengan slogan SeGeRa Ke RS.

“CERDIK itu Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet gizi seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres. Dan SeGeRa Ke RS itu adalah Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba, Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, bicaRa pelo / tiba-tiba tidak dapat bicara / tidak mengerti kata-kata / bicara tidak nyambung, Kebas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh, Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba, dan Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor / gemetar, sempoyongan),” paparnya.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement