Ia juga menegaskan video pagar beton yang sempat viral di media sosial dipastikan bukan diunggah oleh pihak nelayan. Menurutnya, protes keras yang diutarakan dalam video bukan berasal dari nelayan setempat.
"Itu bukan nelayan. Itu pemancing. Orang mancing. Dan itu masih kategori wisatawan. Dan yang membuat, memvideokan juga itu bukan nelayan," lanjutnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT KCN, Widodo Setiadi, menyatakan pihaknya tidak tinggal diam dan tengah melakukan pendataan terhadap nelayan yang terdampak pembangunan.
"Kami sudah akan bekerja sama dengan dinas terkait untuk mendata dulu. Kami takut nanti dalam tanda petik ini nelayan Jakarta atau bukan, atau Cilincing, karena tadi kami tegaskan, kami akan fokus pada nelayan Cilincing, yang kebetulan keberadaanya tadi kita jelasin, ada diapit oleh Pelindo dan KCN," kata Widodo.
Widodo menjelaskan saat ini pihaknya telah melakukan survei terhadap wilayah-wilayah terdampak seperti Kalibaru, Cilincing, dan Marunda. Berdasarkan hasil survei tersebut, terdata ada sekitar 700 nelayan dan 1.100 kapal yang beroperasi di kawasan itu.