IDXChannel - Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Center for Energy Security Studies (CESS) menyarankan agar Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono meneruskan proses pembangunan fasilitas Pengolahan sampah dengan konsep WTE (waste to energy) dengan teknologi ramah lingkungan Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara.
Menurutnya, ITF Sunter akan lebih menguntungkan bagi Pemprov DKI Jakarta, Bahkan bisa memberikan keuntungan bersih hingga sekitar Rp 884 miliar per tahun dibandingkan melanjutkan kerja sama dengan Kota Bekasi untuk pembuangan dan pengolahan sampah di Bantargebang.
Ali menerangkan, uang yang dihabiskan untuk menjalankan kerja sama dengan Bekasi sangat besar. Jika Pemprov DKI Jakarta tetap melaksanakan kerja sama pembuangan sampah di Bantar Gebang, maka harus membayar ‘uang bau’ sebesar Rp500 miliar per tahun.
Selain itu, ada biaya pengangkutan sampah dan operasionalnya sekitar Rp2,9 triliun per tahun. Sehingga total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp3,4 triliun per tahun.
"Sedangkan jika ITF Sunter diaktifkan, setiap tahun, Pemprov DKI Jakarta melalui BUMD yang ditunjuk akan menerima keuntungan bersih sekitar Rp884 miliar per tahun. Keuntungan ini berasal dari penghematan Pemda DKI Jakarta sebesar Rp534 miliar per tahun dan pendapatan perusahaan BUMD yang terlibat sebagai pengelola dan operator ITF Sunter sebesar Rp350 miliar per tahun, dengan asumsi kepemilikan saham di ITF Sunter sebesar 35 persen," katanya dalam keterangan resmi, Minggu (1/9/2024).
Menurutnya, keuntungan Jakarta per tahun sebesar Rp884 miliar belum termasuk keuntungan memiliki fasilitas pengolahan sampah dan teknologinya setelah kerja sama berakhir di tahun ke-25.
Lebih lanjut ia menyebut di tahun ke-26 dan setelahnya, fasilitas ITF dan teknologi yang nilainya diperkirakan sekitar Rp6 triliun menjadi milik Pemda DKI Jakarta sepenuhnya, sehingga total keuntungan setiap tahun selama 25 tahun dan kepemilikannya atas fasilitas ITF tersebut, mencapai Rp27,1 triliun.