"Kami dari Pupuk Indonesia sedang mengedukasi agar petani mau menggunakan pupuk organik dalam rangka menyeimbangkan penggunaan pupuk organik dan anorganik,” paparnya.
Dia menyebut, kandungan C-Organik tanah lahan pertanian di Kabupaten Blora, berdasarkan hasil uji sample masih rendah atau di bawah dua persen. Kondisi ini juga terjadi untuk rata-rata tanah pertanian di Indonesia.
Dari penggunaan Petroganik dengan dosis 500 kilogram per hektar, kondisi pertanaman terlihat cukup bagus. Diharapkan sistem budidaya demplot ini diduplikasi oleh petani di Kabupaten Blora, sehingga penggunaan Petroganik dapat meningkatkan produktivitas untuk lahan pertanian.
"Ini merupakan program kerja sama kami dari Pupuk Indonesia, bersama Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah untuk mendukung Asta Cita Bapak Presiden Prabowo untuk swasembada pangan. Demplot ini tidak hanya ada di sini tapi juga beberapa daerah," katanya.
Kabupaten Blora 2025 memiliki alokasi pupuk bersubsidi terbesar nomor dua di Provinsi Jawa Tengah. Total alokasi mencapai 122.500 ton, dengan rincian 67.500 ton Urea, 50.000 NPK Phonska, dan 5.000 ton Organik.