Pada kesempatan itu, dia juga mengingatkan jika haji tahun 2022 dapat dijadikan tolok ukur untuk pelaksanaan ibadah haji ke depan dimana harus lebih matang dan detail agar tidak banyak hal yang terlewatkan.
Hal ini mengingat adanya kemungkinan kuota jamaah haji Indonesia juga akan meningkat pada 2023. Namun demikian, penambahan jemaah ini jelas berkonsekuensi dengan banyaknya energi dan konsentrasi yang harus dikeluarkan oleh petugas dalam memberikan pelayanan.
"Kita tahu ada banyak apresiasi dari berbagai pihak atas suksesnya haji kali ini. Haji 2022 harus jadi benchmark (tolok ukur), namun kita tidak boleh jumawa dan cepat puas. Tantangan ke depan saya yakini jauh lebih berat,"kata Menag.
Menag juga menyampaikan bahwa permasalahan yang terjadi pada penyelenggaraan haji tahun ini harus benar-benar dievaluasi untuk mendapatkan output terbaik guna implementasi penyelenggaraan haji berikutnya.
"Jika tahun depan turun, maka akan ada konsekuensi yang harus kita terima," katanya.