"OpenAI dan Microsoft berusaha mencegah ChatGPT menghasilkan konten kebencian atau rasis, yang merupakan hal yang bertanggung jawab untuk dilakukan dan pragmatis," ucap Sterling "Merek apa pun yang terkait dengan ujaran kebencian atau disinformasi AI akan tercemar di benak publik," sambungnya.
Akan tetapi, Mark N. Vena, presiden dan analis utama SmartTech Research di San Jose, California, menyebut beberapa kasus telah dilaporkan ke media terkait kelemahan yang terlihat pada teknologi OpenAI.
"Sejujurnya, OpenAI masih dalam tahap pengujian, dan mengingat beberapa umpan balik pasar yang negatif tentang dugaan ketidakmampuannya membangunkan orang lain, saya menduga OpenAI akan menariknya kembali dari waktu ke waktu," ujar Vena.
Ia pun menambahkan, Jika dia (Elon Musk) menjadi bagian dari ranah AI, berarti itu bisa menjadi hal yang baik bagi teknologi tersebut.
"Mengingat pendekatan manajemen yang dia bawa ke Twitter - suka atau tidak suka - fokusnya pada transparansi bisa menjadi hal yang baik," imbuhnya.
"Saya berharap dia akan fokus pada transparansi yang tinggi di sekitar algoritma yang mungkin digunakan Twitter dengan implementasi ChatGPT mereka sendiri, dan Anda mungkin akan melihatnya mempromosikan kode etik yang kuat," lanjutnya.