Namun nyatanya kedua kendaraan itu tetap terhubung. Puing-puing mulai berjatuhan dan kemudian akhirnya meledak tidak lebih dari empat menit setelah peluncuran dilakukan.
"Kendaraan mengalami beberapa mesin mati selama uji terbang, kehilangan ketinggian dan mulai jatuh. Sistem penghentian penerbangan diperintahkan baik pada pendorong maupun kapal," tulis SpaceX dalam pernyataannya, dikutip dari Space, Jumat (21/4/2023).
Meskipun begitu, peluncuran ini masih dianggap sebagai suatu pencapaian yang sangat luar biasa. Setidaknya, roket tersebut telah berhasil mencapai ketinggian 39 kilometer.
Sebelumnya, roket super besar ini sempat mengalami penundaan peluncuran lantaran adanya masalah pada sistem tekanan tahap pertama Starship. Setelah melakukan perbaikan selama kurang lebih dua hari, peluncuran pun dijadwalkan kembali pada 20 April.
SpaceX mengembangkan roket ini dengan harapan mampu membawa manusia dan kargo untuk membantu misi luar angkasa ke Bulan dan Mars di masa depan.
(DKH)