Akibatnya, konsumen sebagian besar memilih mobil bekas yang tidak dikenakan tarif, termasuk mobil buatan luar negeri, karena mobil-mobil tersebut sudah ada di jalan-jalan AS.
Penjualan mobil bekas naik 2,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut laporan Used Car Index, sebuah platform industri otomotif dari Edmunds.
Hal ini sebagian disebabkan oleh terbatasnya pasokan mobil bekas. Laporan Edmunds menyatakan bahwa pembeli dan penjual yang ingin meningkatkan mobil tetapi membutuhkan dana dari penjualan mobil lama, ragu untuk mengeluarkan biaya di tengah ketidakpastian ekonomi.
Dampak yang lebih besar dari kedua tren tersebut adalah penumpukan inventaris. Rata-rata, dealer memiliki stok mobil di tempat penjualan selama 82 hari, meningkat sekitar 14 persen antara Mei dan Juni.
Cox memperkirakan harga bisa naik antara 4 hingga 8 persen selama enam bulan ke depan akibat tarif tersebut. Grup tersebut memprediksi penjualan mobil baru akan mencapai 13 juta hingga 13,3 juta unit tahun ini.