sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham-Saham Pembuat Chip Kehilangan USD500 miliar Imbas Pembatasan Perdagangan AS-China

Technology editor Febrina Ratna
18/07/2024 13:01 WIB
Saham-saham pembuat chip dalam Indeks semikonduktor Wall Street kehilangan nilai pasar lebih dari USD500 miliar pada Rabu (17/8/2024) waktu setempat.
Saham-Saham Pembuat Chip Kehilangan USD500 miliar Imbas Pembatasan Perdagangan AS-China. (Foto: MNC Media)
Saham-Saham Pembuat Chip Kehilangan USD500 miliar Imbas Pembatasan Perdagangan AS-China. (Foto: MNC Media)

Pembatasan ini telah menghambat penjualan pembuat chip AS ke China. Padahal pendapatan Nvidia dari China mencapai sekitar 18 persen dari total pendapatannya pada kuartal yang berakhir 28 April, dibandingkan dengan 66 persen pada periode tahun lalu.

Hal itu ditambah dengan pernyataan calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, yang mengatakan pusat produksi chip utama Taiwan harus membayar AS untuk pertahanannya.

Trump, yang berusaha untuk mendapatkan kembali kursi kepresidenan pada pemilu AS tanggal 5 November 2024 mendatang, mengatakan kepada Bloomberg Businessweek bahwa Taiwan harus membayar Amerika Serikat untuk pertahanannya karena Taiwan tidak memberikan apa pun kepada negara tersebut. Hal ini membuat saham TSMC Taiwan yang terdaftar di AS – pembuat chip kontrak terbesar di dunia – turun 8 persen.

Taiwan memainkan peran yang sangat besar dalam rantai pasokan chip global. Para analis telah memperingatkan bahwa konflik apa pun terkait pulau ini dapat menghancurkan perekonomian global.

Intel Bisa Manfaatkan Peluang

Intel telah berinvestasi besar-besaran untuk memulihkan keunggulan manufaktur yang hilang dari TSMC. Mereka juga merupakan salah satu penerima manfaat terbesar dari Undang-Undang Chips AS yang ditandatangani oleh Biden pada Agustus 2022, dengan subsidi sebesar USD52,7 miliar.

Beberapa pakar kebijakan mengatakan fokus AS pada semikonduktor kemungkinan akan terus berlanjut, bahkan jika Trump kembali berkuasa, dengan potensi lebih banyak pembatasan ekspor ke China dan dukungan untuk pembuat chip dalam negeri seperti Intel.

Namun mereka memperingatkan ketidakpastian mengenai kemampuan Intel untuk merevitalisasi bisnis manufakturnya, dengan segmen pengecoran perusahaan mencatat kerugian operasional sebesar USD2,47 miliar untuk kuartal yang berakhir 30 Maret.

“Kemungkinan besar Presiden Trump tidak hanya akan melanjutkan pembatasan ekspor, namun juga memperkuatnya,” kata Michael Sobolik, peneliti senior di Dewan Kebijakan Luar Negeri Amerika.

“Dia memprakarsai banyak kontrol ekspor semikonduktor selama pemerintahan pertamanya, termasuk ‘aturan produk asing langsung’ yang kuat yang membatasi pihak asing untuk memungkinkan akses Huawei ke semikonduktor,” ujarnya menambahkan.

(FRI)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement