Namun, Hakam menegaskan, dorongan konsumsi harus diikuti penguatan sektor produktif terutama UMKM.
Dia juga menyoroti potensi ekonomi digital Indonesia yang besar, namun belum optimal. Meski 72,8 persen penduduk Indonesia telah menggunakan internet pada 2024, mayoritas pemanfaatannya masih bersifat konsumtif. Sebanyak 78 persen digunakan untuk media sosial dan 85 persen untuk hiburan, sementara pemanfaatan internet produktif berbasis broadband masih terbatas.
Dalam konteks ini, inovasi QRIS dinilai sebagai terobosan penting. Sejak diluncurkan pada 2019 hingga 2025, QRIS telah digunakan oleh 58,3 juta pengguna dan 41,2 juta pedagang, di mana sekitar 20 persen di antaranya adalah UMKM. Meski demikian, kualitas akses internet Indonesia di kawasan ASEAN masih tergolong menengah ke bawah, khususnya untuk broadband produktif.
Dari sisi perbankan syariah, total aset industri telah melampaui Rp1.000 triliun pada Oktober 2025, tumbuh 11,34 persen dan mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Namun, pangsa pasar (market share) perbankan syariah justru stagnan di kisaran 7 persen, bahkan turun tipis dari 7,72 persen pada 2024 menjadi 7,64 persen pada Oktober 2025. Pembiayaan UMKM pun masih terbatas, disertai catatan kenaikan non-performing financing (NPF).