Selain itu, potensi lonjakan permintaan impor ke AS sebelum pemberlakuan tarif penuh dapat menahan pelemahan ekonomi dalam jangka pendek. Namun, memasuki pertengahan tahun, gejala perlambatan ekonomi AS diperkirakan akan semakin terlihat.
“Kami perkirakan memasuki bulan Juni, The Fed akan semakin mencermati gejala-gejala perlemahan pertumbuhan ekonomi dan di FOMC bulan Juni kami perkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga,” katanya.
Citi pun memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan melambat dari 2,8 persen pada 2024 menjadi sekitar 1 persen tahun ini, yang menjadi alasan kuat bagi The Fed untuk mulai melonggarkan kebijakan moneternya.
Langkah tersebut, kata dia, akan membuka peluang bagi Bank Indonesia (BI) untuk ikut menurunkan suku bunga acuan, tanpa terlalu khawatir terhadap potensi arus modal keluar (capital outflow) yang dapat menekan nilai tukar rupiah.