“Kami perkirakan apabila suku bunga sudah mulai turun baik secara global di Amerika dan di Indonesia maka kami berkirakan inflow atau arus modal asing ke pasar saham dan juga pasar komplikasi itu sudah bisa mulai kembali,” kata Helmi.
Dia juga menuturkan, tekanan terhadap permintaan dolar korporasi akan mereda seiring berakhirnya musim repatriasi dividen pada bulan Juni. Hal ini memberikan tambahan ruang stabilitas bagi pasar valas domestik.
Terkait pasar obligasi, Helmi melihat potensi peningkatan minat investor terhadap aset berisiko seperti obligasi, khususnya jika BI mulai menurunkan suku bunga.
“Harusnya akan ada appetite yang lebih tinggi untuk komplikasi untuk aset plus obligasi secara keseluruhan walaupun termasuk obligasi negara terutama yang tenor-tenor pendek,” ujarnya.