IDXChannel - Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25% dinilai sebagai pilihan yang tidak bisa dihindari.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menjelaskan, naiknya suku bunga BI seiring kemungkinan The Fed yang masih hawkish, ditambah meningkatnya ketegangan politik Timur Tengah dan cadangan devisa untuk operasi pasar yang telah berkurang.
Tauhid menyampaikan intervensi BI atas operasi pasar selama tiga bulan terakhir pun tidak mampu memperkuat nilai tukar rupiah terhadap sehingga menembus Rp16 ribu per USD.
"Memang meski BI sudah intervensi, ternyata kurang memberikan penguatan pada nilai tukar rupiah. Jadi BI tidak punya pilihan," ujar Tauhid melalui sambungan telepon, Kamis (25/4/2024).