Ada daerah yang simpul masyarakatnya lebih ke komunitas nelayan, berarti program yang kita siapkan yang specially untuk nelayan. Lalu yang masyarakatnya petani, mereka buruh tani yang tidak punya lahan sendiri, maka treatment yang dibutuhkan beda lagi. Bentuk pembiayaannya beda lagi.
Untuk UMKM yang perajin produk seni, atau yang penyedia jasa, pendekatan kita pasti berbeda antara satu dengan yang lain. Ada yang bisa kita kasih kredit tanpa agunan, ada yang harus dengan agunan. Nah kalau harus agunan tapi merek tidak ada yang bisa diagunkan, maka solusinya bagaimana.
Misal kita bikin kelompok usaha, lalu yang tanggung jawab tokoh masyarakat di sana. Sehingga kalau sampai nunggak, tokoh masyarakat ini langsung yang menagih, sehingga NPLnya bisa kita bilang nol. Seperti itu. Jadi istilah yang tepat, lebih pada business matching.
Dan proses ini nggak bisa kita targetkan secara nasional, misalnya, bahwa mereka harus gini, harus gitu, tanpa melihat kondisi di masing-masing daerah tadi seperti apa. Tidak bisa.
Karena selain tidak bijak, secara risiko juga akan panjang lagi urusannya. Yang ada bukannya menyelesaikan masalah, mencarikan solusi, malah muncul masalah baru. Ini kita harus hati-hati dan tidak bisa gegabah.
Ketika kita sibuk mengejar target, itu kesannya OJK centris. Regulator centris. Bukan. Cara kerja OJK bukan seperti itu. Kita lebih ke people centris, public centris. Lebih fokus pada customer centris. (TSA)