Nggak juga. Kan untuk produksi perlu waktu. Anda kalau besok misalnya pengen beli mobil listrik, dapatnya gimana? Nggak bisa. Memang harus impor. Dan Anda juga perlu melakukan impor, karena Anda perlu cash flownya untuk bisa ngebangun.
Kalau nggak gitu, nggak mungkin jalan. Jadi nggak apa-apa impor. Asalkan jelas. Misalnya Anda impor 20 ribu, Anda dapat misalnya keuntungan 10, ya Anda harus bangun juga untuk bisa offset yang 10 itu. Kalau nggak, ya silakan. Makanya Saya bilang carrot and stick. Menurut Saya sih oke-oke aja, asal Anda membangun investasi.
Ini lebih soal time lag. Ya kan untuk ngebangun pabrik butuh 12 sampai 15 bulan, minimum, untuk keluarin barangnya. Jadi gimana, 18 bulan nggak ada motor/mobil listrik sementara masyarakat sudah butuh? Kita harus lihat dari luar negeri yang sudah bangun.
IDXC: Dari apa yang kita lihat dari negara negara maju, seperti Amerika Serikat, China, apa yang bisa kita terapkan juga di Indonesia?
Kalo itu menurut Saya Amerika Serikat, China, India, juga sebagai salah satu contoh, memang soal pengembangan SDM. Itu yang mungkin paling perlu kita lakukan sekarang. Karna kita sudah masuk di Indonesia GDP 5.100 per kapita. Jadi bahasa kerennya ke world bank itu, middle income.