BMKG akan menempatkan sejumlah peralatan untuk memonitor dan mendeteksi dini potensi gempa dan tsunami, beserta Sistem Peringatan Dini Potensi Karhutla, Cuaca Ekstrem Gelombang Ekstrem serta Potensi Tsunami di seluruh wilayah KTT ASEAN*
"Secara khusus, BMKG juga menyediakan informasi cuaca strategis untuk mendukung keselamatan transportasi para Kepala Negara ASEAN maupun seluruh delegasi negara yang hadir di Indonesia," tutur Dwikorita.
Selain itu, lanjut Dwikorita, BMKG menyiagakan 14 Stasiun BMKG di seluruh Propinsi NTT dengan didukung sistem dari Pusat dan 190 Stasiun BMKG yang dilengkapi dengan 40 radar yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan begitu, data dan informasi yang dihasilkan akan semakin cepat, tepat, dan akurat.
"BMKG bersama institusi lain seperti BNPB, BRIN, TNI/Polri, dan Pemerintah Daerah setempat juga menyiapkan rencana tanggap darurat jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. Mengingat Labuan Bajo sendiri adalah wilayah rawan tsunami dan tempat penyelenggaraan KTT ASEAN di pinggir laut dan dekat dengan perairan," tegas Dwikorita. (TSA)