Selain itu pada tahun 2013 Bank Indonesia mengeluarkan peraturan DP (down payment) minimal 30 persen yang mewajibkan pembeli properti membayar 30 persen dari nilai transaksi.
Setelah keluarnya aturan ini, sektor properti mulai lesu dan ini merupakan awal dari selesainya booming properti.
Pada tahun ini, mengutip data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), subsektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran menjadi penyumbang pertumbuhan PDB terbesar sekitar Rp28 triliun atau sekitar 77 persen dari total investasi properti.
Peluang Emiten Properti
Riset CLSA Sekuritas Indonesia mengatakan sektor properti menjadi favorit para investor di tahun ini.
Para investor ini memiliki optimisme yang sama terhadap seluruh aspek sektor properti, mulai dari fundamental hingga sentimen pasar.
Emiten semen juga menjadi perhatian investor terutama karena kapitalisasi pasar dan likuiditas yang besar.
Emiten perusahaan jalan tol Jasa Marga (JSMR) menjadi pusat perhatian dan ini merupakan kejutan yang menyenangkan bagi pasar.
Kinerja saham sektor properti berpeluang menguat sepanjang semester II 2023. Keyakinan terjadinya booming sektor properti tahun ini juga semakin menguat.
Jika dilihat dari kinerja emiten properti secara umum, terlihat tren penguatan kinerja hingga pertengahan tahun ini.
Per Juni 2023, PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) mencatatkan kinerja moncer kenaikan laba bersih sebesar 464,87 persen hingga Q2 2023 menjadi Rp204,98 miliar. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) juga mengalami peningkatan laba bersih hingga 195,35 persen menjadi Rp1,15 triliun dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) meraih lonjakan laba bersih 159 persen menjadi Rp1,2 triliun. (Lihat tabel di bawah ini.)
Kemudian, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mencatatkan pertumbuhan laba 45,82 persen menjadi Rp1,1 triliun. Sedangkan, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencatatkan penurunan laba 22 persen menjadi Rp778 miliar.
Sejumlah sentimen pun mewarnai sektor properti di tahun ini. Di antaranya pemerintah yang mempermudah warga negara asing untuk memiliki hunian di Indonesia tanpa harus memiliki Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP).
Selain itu, pemerintah terus melanjutkan insentif pembiayaan hunian untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Sejauh ini sebesar Rp12 triliun dari APBN 2023 telah dikucurkan untuk fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan.
Menyambut tahun pemilu, para pengamat properti juga tidak ambil pusing. Karena sejak 2004, sudah terbukti bahwa bisnis properti dan politik telah mengalami decoupling atau terpisah dari satu sama lain.
Selain itu, dengan pemindahan ibukota ke IKN 2024 akan tetap menjadi peluang bagi pengembang properti. IKN disebut sebagai kota yang paling prospektif di Indonesia untuk pertumbuhan properti.
Booming Properti 2023, Mungkinkah?
Posisi sejumlah komoditas mulai bangkit pada 2023 masih berusaha untuk merangkak naik, namun masih kesulitan menyamai level tahun lalu.
Di tengah harapan kembali naiknya komoditas, sektor properti juga diharapkan akan terkerek.
Harga batu bara kontrak Oktober 2023 melonjak 3,38 persen pada perdagangan Rabu (13/9/2023). Berdasarkan data ICE Newcastle, harga batu bara berada di level USD168 per ton dan memecahkan rekor tertinggi baru (new all-time high) dalam tiga bulan terakhir.
Sebelumnya, harga tertinggi batu bara berada di level USD 166,35 per ton pada 5 September lalu. Sejak pertengahan Juni, harga batu bara telah meroket 15,78 persen.
Kenaikan harga batu bara terangkat oleh kenaikan harga acuan energi lainnya dan adanya tanda-tanda pengurangan pasokan.