“Bayangin kalau Kementerian dan Lembaga fokus ke satu-dua komoditas, misalnya kopi. Maka seluruh rantai pasok dari hulu sampai hilir dibina dan didukung. Atau rumput laut, misalnya. Dengan pendekatan itu, sektor tersebut bisa benar-benar bangkit,” kata dia.
Arief juga mengapresiasi pendekatan yang diambil oleh ISEI dalam acara tersebut yang mulai memperhatikan aspek rantai nilai (value chain) dalam pemilihan sektor. Dia menilai sektor-sektor yang ditampilkan dalam forum tersebut cukup tepat karena memiliki nilai tambah tinggi.
“Saya senang dengan program ISEI ini. Sektor-sektor yang mereka pilih menurut saya sudah cukup bagus, karena memang itu sektor dengan nilai tambah tinggi. Di luar migas, kita tahu ekspor tertinggi Indonesia itu sawit, lalu sekarang kopi dan kakao juga sedang booming,” kata dia.
(Dhera Arizona)