Bahlil juga menyatakan siap untuk mendukung program dan rencana investasi Takeda serta akan membantu mengkoordinasikan program vaksinasi demam berdarah dengan Kementerian Kesehatan. Ditambah lagi, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) telah memberikan persetujuan kepada Takeda terkait penggunaan Vaksin Dengue Tetravalen (TAK-003) untuk demam berdarah, terutama untuk kelompok umur 6-45 tahun. Selain itu, Kementerian Investasi/BKPM juga siap untuk memfasilitasi dan mempertemukan Takeda dengan mitra lokal yang sesuai.
Menanggapi hal tersebut, President/Chief Executive Officer (CEO) Takeda Pharmaceutical Company Dr. Christophe Weber, Ph.D. menyampaikan bahwa Takeda telah mengembangkan vaksin demam berdarah selama 10 tahun hingga kini telah sukses dan siap untuk didistribusikan. Mengingat kehadiran Takeda selama hampir 50 tahun di Indonesia, Indonesia dipilih menjadi negara pertama yang akan dijadikan mitra pada program vaksin demam berdarah.
“Kami berharap akan membantu masyarakat Indonesia dengan vaksin ini, mengingat demam berdarah merupakan masalah yang ada di Indonesia. Saya ingin memberitahukan bahwa kami sangat berkomitmen untuk bekerja dengan baik dan bermitra dengan Indonesia. Kami harapkan dukungan dari Bapak Menteri untuk program vaksin ini. Kami juga terbuka atas kemungkinan bermitra dengan perusahaan lokal
Indonesia,” jelas Dr. Weber.
Takeda adalah perusahaan farmasi global asal Jepang yang berinvestasi dalam penelitian dan mengkomersialkan lebih dari 700 produk di 70 Negara dan memiliki lebih dari 55.000 karyawan secara global. Di Indonesia, Takeda telah menjadi mitra layanan kesehatan utama selama lebih dari 50 tahun dan berkontribusi pada penyakit kompleks seperti onkologi, perawatan primer dan layanan kesehatan konsumen.
(IND)