IDXChannel – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyempatkan untuk melakukan pertemuan dengan President/Chief Executive Officer (CEO) Takeda Pharmaceutical Company Dr. Christophe Weber, Ph.D. pada sore kemarin waktu Swiss (18/1).
Pertemuan itu dilakukan di Indonesia Pavilion WEF 2023 untuk membahas tentang program vaksin demam berdarah dari Takeda dan mendorong Takeda untuk berinvestasi vaksin di Indonesia.
Dalam diskusi, Menteri Bahlil menyatakan bahwa sebagai negara endemis demam berdarah, terutama di wilayah Timur, Kalimantan, dan di Jawa saat musim hujan, Indonesia membutuhkan vaksin demam berdarah untuk mencegah perluasan penyakit dan kematian akibat demam berdarah.
Bahlil mengapresiasi upaya Takeda mengembangkan vaksin demam berdarah dan investasi Takeda yang telah berada di Indonesia sejak 1971 pada sektor farmasi.
“Saya berterimakasih kepada Takeda atas produk-produknya yang telah banyak membantu masyarakat Indonesia. Saya juga tersanjung bahwa Indonesia akan dijadikan negara mitra pertama dalam pendistribusian vaksin demam berdarah ini. Kami dorong Takeda untuk jangan hanya mengimpor vaksinnya tapi juga produksi di Indonesia,” ujar Bahlil.
Bahlil juga menyatakan siap untuk mendukung program dan rencana investasi Takeda serta akan membantu mengkoordinasikan program vaksinasi demam berdarah dengan Kementerian Kesehatan. Ditambah lagi, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM) telah memberikan persetujuan kepada Takeda terkait penggunaan Vaksin Dengue Tetravalen (TAK-003) untuk demam berdarah, terutama untuk kelompok umur 6-45 tahun. Selain itu, Kementerian Investasi/BKPM juga siap untuk memfasilitasi dan mempertemukan Takeda dengan mitra lokal yang sesuai.
Menanggapi hal tersebut, President/Chief Executive Officer (CEO) Takeda Pharmaceutical Company Dr. Christophe Weber, Ph.D. menyampaikan bahwa Takeda telah mengembangkan vaksin demam berdarah selama 10 tahun hingga kini telah sukses dan siap untuk didistribusikan. Mengingat kehadiran Takeda selama hampir 50 tahun di Indonesia, Indonesia dipilih menjadi negara pertama yang akan dijadikan mitra pada program vaksin demam berdarah.
“Kami berharap akan membantu masyarakat Indonesia dengan vaksin ini, mengingat demam berdarah merupakan masalah yang ada di Indonesia. Saya ingin memberitahukan bahwa kami sangat berkomitmen untuk bekerja dengan baik dan bermitra dengan Indonesia. Kami harapkan dukungan dari Bapak Menteri untuk program vaksin ini. Kami juga terbuka atas kemungkinan bermitra dengan perusahaan lokal
Indonesia,” jelas Dr. Weber.
Takeda adalah perusahaan farmasi global asal Jepang yang berinvestasi dalam penelitian dan mengkomersialkan lebih dari 700 produk di 70 Negara dan memiliki lebih dari 55.000 karyawan secara global. Di Indonesia, Takeda telah menjadi mitra layanan kesehatan utama selama lebih dari 50 tahun dan berkontribusi pada penyakit kompleks seperti onkologi, perawatan primer dan layanan kesehatan konsumen.
(IND)