"Mudah-mudahan melalui inisiatif yang futuristik ini akan mempercepat indeks pembangunan manusia kita," harap Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Berdirinya BGSi ini juga tidak lepas dari peran dan dukungan para donatur, seperti The Global Fund, Panin Bank, Biofarma, dan East Ventures. Serta melibatkan kolaborator yang terdiri dari Illumina, BGI, Oxford Nanopore Technologies, dan Yayasan Satria Budi Dharma Setia.
Tak berhenti sampai disini, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mendorong agar inisiatif baik ini terus ditingkatkan dan diperluas melalui kerja sama dengan investor teknologi dari negara lain.
"Ini merupakan hasil kunjungan kami ke Tiongkok 7 bulan lalu, hasil kerjasama dengan Beijing Genomic Institute, dan hari ini sudah mulai kami implementasikan di Indonesia. Tapi, kerja sama itu pun kami kembangkan dengan negara lain seperti Abu Dhabi dengan G42 maupun Amerika Serikat dengan UC Davis University," tutup Menko Marves.
(NDA)