sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bisnis Tekstil dalam Tekanan, Industri Petrokimia Turut Terancam

Economics editor Taufan Sukma Abdi Putra
27/11/2024 16:19 WIB
sedikitnya 30 pabrik tekstil juga dilaporkan telah gulung tikar, sehingga membuat lebih dari 11.000 pekerja kehilangan mata pencahariannya. 
Bisnis Tekstil dalam Tekanan, Industri Petrokimia Turut Terancam (foto: MNC media)
Bisnis Tekstil dalam Tekanan, Industri Petrokimia Turut Terancam (foto: MNC media)

"Kondisi penurunan dan ketidakpastian petrokimia diperparah dengan penurunan yang terjadi di industri tekstil, sebagai penyerap produk hulu. Utilisasi industri tekstil saat ini sudah berada di bawah level 50 persen, bahkan sudah banyak juga yang menutup pabriknya," ujar Fajar.

Kondisi ini terkonfirmasi dari penerimaan Pajak Penghasilan (PPN) atas tekstil pada 2023 dan 2024 yang mengalami sedikit penurunan secara value rupiah yang diterima pemerintah.

Di sisi lain, Sekjen Asosiasi Industri Plastik Hilir Indonesia (Aphindo), Henry Chevaller, juga turut meminta pemerintah agar dapat memberikan kebebasan pajak bagi industri hulu petrokimia, sehingga harga bahan baku yang diproduksi hilir dapat lebih terjangkau.

"Berikan free tax untuk industri petrokimia agar kami bisa menyerap bahan baku yang murah dan menciptakan produk jadi plastik yang murah sehingga mampu bersaing dengan produk jadi yang masuk Indonesia," ujar Henry.

Pada kesempatan yang sama, Ahli Madya Bidang Hilirisasi Minyak dan Gas Bumi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Ikhsan Adhi Prabowo, mengakui bahwa peran penting industri petrokimia sangat layak untuk diselamatkan.

Halaman : 1 2 3 4 5 6
Advertisement
Advertisement