Dia mengatakan, perusahaan ritel di bawah komando Aprindo konsisten menyesuaikan diri dengan dinamika pasar, terutama pergeseran selera konsumen terhadap produk yang tersedia di pasar modern.
Oleh karena itu, pasar ritel tetap menyediakan produk yang disukai pembeli, sekalipun terjadi penurunan daya beli masyarakat saat ini. “Kita menyediakan produk yang seperti yang saya sampaikan, yang dicari oleh konsumen,” kata dia.
Sebagai organisasi yang menaungi perusahaan ritel di Indonesia, Aprindo mengambil langkah antisipasi terhadap gejolak ekonomi nasional. Salah satunya membaca perubahan konsumsi di masyarakat
Kendati, dia enggan membeberkan nilai proyeksi atas pertumbuhan pasar ritel di akhir 2024 dan awal 2025, Solihin memastikan Aprindo bersiap dan ikut mendorong pertumbuhan makro ekonomi di level 8 persen, sesuai dengan target Presiden Prabowo Subianto.
Pasalnya, dinamika makro ekonomi dalam negeri ikut mempengaruhi kinerja industri ritel.
“Seperti pemerintah mengharapkan di tahun 2025 pertumbuhan ekonomi kita akan naik 8 persen. Target daripada pemerintah. Kalau pemerintah sudah menyampaikan itu, kita harus bersiap-siap dengan semangat,” tutur dia.
(Febrina Ratna)