Meski demikian, industri batik menghadapi tantangan regenerasi. Berdasarkan data Asosiasi Perajin dan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI), jumlah perajin batik turun dari 151 ribu orang pada 2020 menjadi sekitar 101 ribu perajin di 2024.
"Tantangan ini menjadi panggilan bagi kita semua untuk memastikan regenerasi berjalan sehingga batik tetap lestari sebagai budaya dan berkelanjutan sebagai industri," tuturnya.
Menperin menambahkan produksi batik yang ada saat ini bisa digunakan generasi muda tidak hanya untuk acara formal, tetapi juga sebagai bagian dari fesyen sehari-hari.
Hal ini membuka peluang strategis bagi industri batik untuk menghadirkan desain yang lebih segar, memanfaatkan pemasaran digital, dan menjaga kualitas agar batik semakin dekat dengan gaya hidup modern anak bangsa.