sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BUMN Terima Pinjaman Rp11 Triliun dari Dua Bank Asing

Economics editor Suparjo Ramalan
18/11/2022 16:09 WIB
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menerima pinjaman dari dua bank global.
BUMN Terima Pinjaman Rp11 Triliun dari Dua Bank Asing. (Foto: MNC Media)
BUMN Terima Pinjaman Rp11 Triliun dari Dua Bank Asing. (Foto: MNC Media)

IDXChannel- Spesialis Manajemen Publik Senior ADB untuk Asia Tenggara, Yurenda Basnett menjelaskan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menerima pinjaman dari dua bank global.

Keduanya adalah Bank Pembangunan Jerman atau Kreditanstalt Fur Wiederaufbau (KFW) dan Asian Development Bank (ADB).

Ia menyebut KFW akan memberikan pinjaman sebesar 300 juta euro atau setara USD 295,8 juta atau setara Rp4,6 triliun. Sementara ADB memberikan pinjaman senilai USD500 juta atau setara Rp 7,8 triliun. Pihak ADB pun telah menyetujui pinjaman berbasis kebijakan tersebut. 


"KFW, Bank Pembangunan Jerman, akan memberi pembiayaan bersama (cofinancing) dengan pinjaman yang nilainya setara 300 juta euro (USD295,8 juta)," ungkap Yurenda Basnett dalam keterangan resmi, Jumat (18/11/2022).


Menurutnya, pinjaman tersebut akan mencakup sub program pertama di bawah program Reformasi BUMN atau State-Owned Enterprises Reform Program. Ia meyakini anggaran akan membantu Indonesia untuk meningkatkan efisiensi dan resiliensi BUMN, serta memperkuat kerangka tata kelola perusahaannya.


Yurenda Basnett menilai program tersebut akan mendukung pengurangan jumlah BUMN, sekaligus mensyaratkan BUMN untuk fokus pada operasi intinya, sehingga BUMN menjadi layak secara keuangan dan dapat menyediakan layanan publik esensial secara efisien.


"Program ini juga mendukung langkah-langkah peningkatan kualitas dewan direksi BUMN, memperkuat pemantauan dan keterbukaan keuangan, serta membantu BUMN bertransisi ke model usaha yang kompatibel dengan iklim" katanya.


Dia mencatat Indonesia memiliki lebih dari 100 BUMN pada 2021, dengan aset keseluruhan senilai USD610 miliar, setara dengan sekitar 53 persen produk domestik bruto Indonesia. BUMN menyediakan beragam layanan publik, termasuk listrik, obat-obatan, layanan navigasi udara, distribusi pangan, dan logistik. 


Selain itu, BUMN merupakan sumber pendapatan negara yang penting melalui pembayaran dividen dan pajak. Perusahaan telah menjadi garda depan dalam merespons pandemi Covid-19 dan merupakan pilar utama dalam implementasi rencana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).


Meskipun BUMN juga terkena dampak buruk pandemi, kinerja keuangannya terus membaik dibandingkan dengan penghasilan bersih secara konsolidasi yang turun 89 persen antara 2019 sampai 2020. Sementara, dari 2020-2021, laba bersih secara konsolidasi BUMN meningkat dari Rp13,3 triliun menjadi Rp124 triliun.


Sedangkan pengembalian atas aset naik dari 0,2 persen menjadi 1,4 persen, dan pengembalian atas ekuiti meningkat dari 0,5 persen menjadi 4,5 persen. 


Yurenda Basnett menilai pelaksanaan reformasi BUMN secara terus-menerus akan sangat penting untuk memastikan bahwa BUMN terus mendukung sasaran pembangunan jangka menengah hingga jangka panjang di Indonesia. 


"ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem" ucap dia.

(SLF)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement