sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Co-firing PLN Diklaim Mampu Tekan Emisi Karbon

Economics editor Taufan Sukma/IDX Channel
25/01/2024 07:18 WIB
teknologi co-firing merupakan pemanfaatan biomassa pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Co-firing PLN Diklaim Mampu Tekan Emisi Karbon (foto: MNC Media)
Co-firing PLN Diklaim Mampu Tekan Emisi Karbon (foto: MNC Media)

Produksi energi bersih pun tumbuh hingga lebih dari 77 persen dari realisasi 2022 sebesar 575 gigawatt hour (GWh).
 
Teknologi Co-Firing merupakan sebuah terobosan dalam transisi energi di Tanah Air. Sebab, dengan teknologi ini, banyak manfaat yang didapatkan, selain pengurangan emisi juga akan mengurangi penggunaan energi fosil.
 
Fahmy menjelaskan, co-firing tidak hanya menghasilkan listrik andal namun tetap murah bagi masyarakat. Lebih dari itu, co-firing juga mendorong perekonomian kerakyatan lewat keterlibatan langsung masyarakat dalam pengembangan biomassa.

"Kini substitusi batu bara dengan biomassa tak hanya mampu mengurangi emisi karbon, namun juga menggerakkan ekonomi kerakyatan," tutur Fahmy.
 
Secara data 2023, PLN berhasil menyerap 1 juta ton biomassa untuk 43 PLTU di Indonesia. Angka tersebut meningkat 71% dibandingkan 2022.

Fahmy berharap, PLN terus melakukan uji coba teknologi co-firing hingga 2025, sehingga 52 PLTU di Indonesia dapat menggunakan co-firing secara penuh.

Selain itu, PLN juga diharapkan dapat terus meningkatkan ekonomi masyarakat melalui rantai pasok biomassa yang melibatkan langsung masyarakat.

Ekosistem biomassa pun terus dikembangkan dengan menggandeng komunitas lokal, koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), hingga pemerintah daerah setempat.
 
Inovasi yang dikembangkan PLN tersebut, dikatakan Fahmy, saat ini telah berhasil menyasar berbagai aspek, mendorong ekonomi kerakyatan, menjaga kelestarian hutan, dan rehabilitasi lahan tandus, serta melepas ketergantungan atas bahan bakar fosil. (TSA)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement