sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dipanggil Prabowo, Purbaya Ungkap Rencana Pembebasan Pajak dan PNBP untuk Proyek Strategis

Economics editor Anggie Ariesta
19/09/2025 18:39 WIB
Untuk memastikan program pemerintah berjalan cepat, Purbaya menegaskan siap memproses pembebasan pajak dan PNBP proyek strategis, seperti di Papua.
Dipanggil Prabowo, Purbaya Ungkap Rencana Pembebasan Pajak dan PNBP untuk Proyek Strategis. (Foto: Inews Media Group)
Dipanggil Prabowo, Purbaya Ungkap Rencana Pembebasan Pajak dan PNBP untuk Proyek Strategis. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan beberapa poin usai menghadap Presiden Prabowo Subianto di Hambalang. Salah satunya memastikan proyek-proyek unggulan pemerintah dapat berjalan dengan cepat.

"Pada dasarnya itu proyek-proyek unggulan dipastikan bisa berjalan dengan cepat. Hanya itu saja, strateginya mempercepat seperti apa," ujar Purbaya di Istana Presiden, Jumat (19/9/2025).

Dia mengatakan tugas sebagai Menkeu yaitu memfasilitasi kebutuhan anggaran dan kebijakan agar proyek-proyek tersebut tidak terhambat.

Oleh karena itu, dia siap memproses pembebasan pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk proyek strategis, seperti proyek di Papua.

Bendahara Negara itu mengakui sebagian pihak di internal kementerian mungkin keberatan dengan pembebasan PNBP karena dapat mengurangi pendapatan. Namun, Purbaya berpandangan bahwa hal tersebut lebih praktis.

"Apa yang kita pajakin kantong kiri kantong kanan nanti juga keluar juga ke situ," katanya.

Purbaya lebih memprioritaskan agar program pemerintah dapat berjalan dengan cepat daripada mengumpulkan pajak dari sesama entitas negara.

Menurutnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berperan sebagai pendukung utama. Ia akan memproses setiap permintaan dari kementerian lain dengan cepat.

"Kalau mereka perlu dukungan Kementerian Keuangan, kita proses dengan cepat," tambahnya.

Selain itu, Purbaya mengungkapkan wacana mengurangi subsidi dengan mencari alternatif pembangkit listrik yang biayanya lebih murah. Namun, ia menyebut bahwa diskusi ini masih terus berlangsung dan belum menemukan titik temu.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement