Erick melontarkan pertanyaan mampukah Indonesia menghadapi perubahan tatanan akibat distribusi digitalisasi tersebut. Sementara, masyarakat Indonesia menyadari bahwa industri 4.0 akan benar-benar terjadi.
"Kita menyadari bersama di Indonesia juga, kalau kita bicara industri 4.0, kita bicara nanti kita bicara 5G, kita bicara bagaimana AI (artificial intelligence) ini juga terjadi. Pertanyaannya siapa nggak kita atas perubahan ini, siap tidak kita akan perubahan ini," kata dia.
Untuk BUMN, Erick mengaku belum semua perusahaan BUMN dan siap menjalankan transformasi digital dari hulu ke hilir. Meskipun dia tidak menampilkan sejumlah program berbasis digital sudah dijalankan sebagian perseroan.
Dia menegaskan, bukan tidak mungkin adopsi teknologi dan digitalisasi terjadi di hampir semua klaster BUMN. Hal itu pun akan terus dikawal. Pemegang saham juga mendorong transformasi digital 4.0 untuk kesiapan penilaian digital di BUMN.
Erick menegaskan komitmennya melaksanakan akselerasi digitalisasi guna menuju masa depan Indonesia yang lebih baik. (NDA)