EBT sendiri akan dijalankan sesuai dengan perkembangan permintaan listrik di dalam negeri. Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mencatat, pengembangan EBT memerlukan pertimbangan dari beberapa hal. Misalnya, keselarasan pasokan dan permintaan, potensi energi setempat, keekonomian, keandalan, ketahanan energi nasional, serta keberlanjutannya.
Dari sektor kelistrikan, saat ini tercatat sebesar 300 Terawatt hour (TWh) dengan kapasitas pembangkit terpasang sebesar 63 Gigawatt (GW). Dari porsi tersebut, masih terdapat pembangkit berbahan bakar fosil sebesar 21 GW yang merupakan bagian dari proyek 35 GW yang akan beroperasi sampai dengan perjanjian jual beli tenaga listrik (Power Purchase Agreement/PPA) berakhir. (TIA)