sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Gagal Bayar Utang dan Digugat ke PKPU, Keuangan Sritex Terus Terkuras

Economics editor Shifa Nurhaliza
27/04/2021 08:04 WIB
Fitch Ratings memperkirakan kinerja keuangan Sritex akan negatif tahun ini seiring modal kerja yang terus keluar dan menguras saldo kas perusahaan.
Gagal Bayar Utang dan Digugat ke PKPU, Keuangan Sritex Terus Terkuras (FOTO: MNC Media)
Gagal Bayar Utang dan Digugat ke PKPU, Keuangan Sritex Terus Terkuras (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Akibat telat membayar utang jatuh tempo sekitar USD850.000, Fitch Ratings telah menurunkan peringkat Perusahaan Tekstil Indonesia PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Long-Term Issuer Default Rating (IDR) menjadi 'C' dari yang sebelumnya 'CCC-'. 

Bahkan Fitch Ratings memperkirakan kinerja keuangan Sritex akan negatif tahun ini seiring modal kerja yang terus keluar dan menguras saldo kas perusahaan.

Dengan demikian, Fitch juga dapat menurunkan peringkat lebih lanjut menjadi 'Restricted Default' jika tidak ada pembayaran yang dilakukan setelah lima hari kedaluwarsa sejak tanggal jatuh tempo yakni 23 April 2021.

Berdasarkan informasi resmi Fitch, Senin (26/4/2021), Sritex dan anak perusahaannya adalah subyek dari berbagai tindakan hukum. 

Salah satu pemasoknya telah mengajukan petisi untuk menempatkan Sritex dan anak perusahaan tertentu di bawah moratorium hutang yang diawasi pengadilan (PKPU) di pengadilan Indonesia.

Sementara itu, Golden Legacy Pte Ltd, penerbit obligasi 2024, telah mengajukan perintah moratorium berdasarkan Pasal 64 ( 1) Undang-Undang di Singapura terkait dengan obligasi senilai USD150 juta yang jatuh tempo pada tahun 2024. 

Sritex juga terus bernegosiasi dengan pemberi pinjaman sindikasi, dan telah mengajukan perjanjian penghentian penggunaan fasilitas senilai USD350 juta. Fasilitas tersebut terdiri dari pinjaman berjangka sebesar USD200 juta dan revolver sebesar USD150 juta. 

Ketidakmampuan untuk menggulingkan revolver akan memperburuk tekanan likuiditas Sritex, karena perusahaan mendanai operasi hariannya dengan uang tunai.

Sritex sejatinya bergantung pada arus kasnya sendiri untuk mendanai operasinya karena akses pendanaan eksternal telah melemah. 

Menurunnya akses ke modal kerja juga akan membatasi kemampuan Sritex untuk meningkatkan pendapatan. 

Fitch memperkirakan arus kas dari operasi (CFO) Sritex akan tetap negatif pada 2021 karena tantangan manajemen modal kerja, yang juga mengakibatkan menguras saldo kas perusahaan. (RAMA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement