IDXChannel - Harga kakao dunia turun dari level tertinggi sepanjang masa (all time high) pada penutupan perdagangan pekan lalu, Kamis (28/3/2024). Meski demikian, harga kakao masih dalam tren menguat.
Harga kakao turun 0,78 persen di level USD9.766 per ton setelah pada sesi sebelumnya sempat menyentuh angka USD10.000 per ton.
Harga kakao sedang dalam tren naik ditandai dengan penguatan 51,04 persen secara bulanan. (Lihat grafik di bawah ini.)
Melansir The Guardian, harga kakao meroket dan menjadikannya lebih berharga dibandingkan dengan beberapa logam mulia dan nilainya tumbuh lebih cepat daripada kenaikan bitcoin.
Harga kakao naik seiring buruknya panen di negara-negara penghasil kakao utama yakni Pantai Gading dan Ghana, menyebabkan kekurangan pasokan.
Konsumen dapat mulai melihat dampak dari melonjaknya harga kakao ketika dunia menghadapi defisit pasokan terburuk dalam beberapa dekade, dimana para petani di Afrika Barat berjuang melawan cuaca buruk, penyakit, dan pohon-pohon yang tumbang.
Harga kakao sepanjang tahun ini sudah naik lebih dari tiga kali lipat atau 129 persen pada tahun 2024.
Melansir Trading View, Gov Capital memprediksi harga kakao dalam satu tahun ke depan akan mencapai USD11.809 per ton.
Sementara, Trading Economics memperkirakan harga kakao akan turun menjadi USD9.165 per metrik ton satu tahun dari sekarang.
Di sisi lain, coklat yang mahal akan membebani permintaan, sehingga berisiko mendorong konsumen untuk membeli lebih sedikit coklat.
Dari sisi konsumsi, Swiss adalah negara dengan jumlah konsumsi coklat terbesar per kapita. Di Swiss, rata-rata orang mengonsumsi sekitar 8,8 kilogram (kg) coklat setiap tahun.
Diketahui Swiss telah mengembangkan reputasi yang kuat di seluruh dunia atas industri coklatnya yang luar biasa. (Lihat grafik di bawah ini.)
Sebut saja, Toblerone, yang merupakan perusahaan Swiss, adalah salah satu perusahaan coklat paling terkenal di dunia.