Perajin tempe mengaku kini terpaksa mengurangi produksi dari biasanya 50 kg menjadi 30 kg. Hal ini dilakukan agar tetap bisa bertahan dalam usahanya.
"Harga kedelai Rp13 ribu per kg, lagi mahal. Tadinya habis 50 kg, jadi 30 kg. Harganya (jual) enggak mau naik, jadinya diperkecil, takut langganan pada kabur," kata Sopiah, perajin tempe di Desa Ciasem Tengah, Subang, Rabu (28/9/2022).
"(Kondisi ini) berat sekali. Anak saya ada 4. Harusnya diturunkan (harganya)," dia menambahkan.
Para perajin meminta pemerintah menormalkan kembali harga kedelai karena naiknya harga bahan baku tempe akan berdampak pada kelangsungan usaha para pengrajin tempe yang merupakan satu-satunya sumber penghasilan mereka secara turun temurun.
(FAY)