sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Kedelai Melejit, Perajin Tempe di Subang Menjerit

Economics editor Yudy Heryawan/Kontri
28/09/2022 10:03 WIB
Perajin tempe di Subang mengeluhkan kenaikan harga kedelai yang cukup tinggi.
Harga Kedelai Melejit, Perajin Tempe di Subang Menjerit (Foto: MNC Media).
Harga Kedelai Melejit, Perajin Tempe di Subang Menjerit (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Tingginya harga kedelai hingga Rp13 ribu per kilogram (kg) dikeluhkan pengrajin tempe di Subang, Jawa Barat. Perajin tempe kini semakin kesulitan produksi dan terancam gulung tikar. 

Setelah dihantam kenaikan harga BBM, perajin tahu tempe kini harus kembali mendapat kesulitan dengan mahalnya harga kacang kedelai yang menembus Rp13 ribu per kg. Padahal sebelumnya, harga kedelai paling tinggi hanya Rp11 ribu per kg. 

Seperti perajin tempe rumahan di Desa Ciasem Tengah, Kecamatan Ciasem, Subang, Jabar. Usaha mereka kini semakin berat, bahkan terancam gulung tikar jika tidak pandai mengatur usaha mereka. 

Dengan kenaikan BBM dan harga kedelai, produksi tahu tempe mereka kini berkurang. Selain itu, ukuran tempe juga kini lebih kecil karena tidak berani untuk menaikkan harga lantaran khawatir ditinggal pelanggan. 

Perajin tempe mengaku kini terpaksa mengurangi produksi dari biasanya 50 kg menjadi 30 kg. Hal ini dilakukan agar tetap bisa bertahan dalam usahanya. 

"Harga kedelai Rp13 ribu per kg, lagi mahal. Tadinya habis 50 kg, jadi 30 kg. Harganya (jual) enggak mau naik, jadinya diperkecil, takut langganan pada kabur," kata Sopiah, perajin tempe di Desa Ciasem Tengah, Subang, Rabu (28/9/2022). 

"(Kondisi ini) berat sekali. Anak saya ada 4. Harusnya diturunkan (harganya)," dia menambahkan. 

Para perajin meminta pemerintah menormalkan kembali harga kedelai karena naiknya harga bahan baku tempe akan berdampak pada kelangsungan usaha para pengrajin tempe yang merupakan satu-satunya sumber penghasilan mereka secara turun temurun. 

(FAY)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement