IDXChannel - Kenaikan harga kedelai impor yang mencapai 20 persen memaksa sejumlah pedagang tempe untuk menyiasati penjualan. Sebab, harga awal kedelai per kilogram (kg) hanya Rp11.000 dan kini naik menjadi Rp13.000 per kg.
Salah satu pedagang sekaligus produsen Tempe di Ciracas, Ari Ambari (47) mengaku menyiasati kenaikan biaya modalnya dengan menjual tempe menjadi lebih tipis.
"Penyebabnya itu dari harga kedelai impor, jadi patokannya dollar kan. Makanya, ukuran tempenya mau tidak mau jadinya diperkecil," jelas Ari kepada awak media, Kamis (29/9/2022).
Ari pun mengungkapkan kenaikan harga kedelai impor tersebut terhitung ekstrem dibandingkan sebelumnya. Imbas kenaikan tersebut, omzet produsen tempe turun hingga 30 persen.
"Dulu tuh naik paling Rp 500, sekarang bisa Rp 1.000. Tahun ini saja kedelai dari Rp11 ribu ke Rp13 ribu, Rp2 ribu naiknya. Paling parah sekarang," jelas dia.
"Ini makanya omset kita jadinya menurun sekitar 30-an persen," lanjut Ari.
Dia pun meyakini, kenaikan harga kedelai impor yang dimulai sejak Februari 2022 kemarin, bakal terus berlanjut. Kenaikan ini juga terimbas oleh harga Bahan Bakar Minyak (BBM) lantaran membutuhkan biaya distribusi atau logistik.
"Kemarin sempat harga stabil di Rp 12 ribu per kilogram, tapi setelah harga BBM naik malah mahal lagi. Kalau jumlah pembelian untuk produksi sih enggak dikurangi, hanya modal naik," terang Ari.
(DES)