sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Harga Minyak Jatuh, Mungkinkah BBM Ikut Turun?

Economics editor Suparjo Ramalan
30/09/2022 05:45 WIB
Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan hingga mencapai USD 80 per barel. Hal itu pun mendorong kemungkinan harga BBM ikut turun.
Harga Minyak Jatuh, Mungkinkah BBM Ikut Turun? (Foto: MNC Media)
Harga Minyak Jatuh, Mungkinkah BBM Ikut Turun? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan hingga mencapai USD 80 per barel. Hal itu pun mendorong kemungkinan harga BBM ikut turun.

Namun, Kementerian BUMN mencatat penurunan harga minyak mentah dunia tidak lantas membuat pemerintah menurunkan harga BBM. Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga menyebut, pemerintah akan mempertimbangkan harga minyak mentah yang sudah dibeli PT Pertamina (Persero) beberapa waktu lalu, sebelum pemerintah mengambil kebijakan menurunkan harga BBM. 

Dia mengakui harga minyak mentah secara global sudah mengalami penurunan saat ini. Namun, harga minyak mentah yang dibeli Pertamina masih mengacu pada harga lama atau dua bulan sebelumnya.

Sehingga, langkah menurunkan harga BBM akan berpengaruh besar terhadap arus kas BUMN di sektor migas tersebut. 

"Harganya kan masih harga lama, kalau sekarang kita lihat nanti berapa lama maka seharusnya itu akan berpengaruh pada (harga) ke depannya. Dilihat dulu rata-ratanya berapa, kita bukan seperti harga minyak mentah pembelian di lapangan. Itu kan harus diolah lagi, biasanya Pertamina kan beli dua bulan sebelumnya," ujar Arya, Kamis (29/9/2022).

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan tidak ada rencana pemerintah kembali menurunkan harga BBM. Meskipun penyesuaian harga bahan bakar tetap mengacu pada harga minyak mentah secara global.

"BBM masih di USD90 (per barel), belum turun. Kalau BBM USD65, harganya masih naik," ungkap Erick saat ditemui wartawan di kawasan DPR/MPR beberapa waktu lalu.

Erick mengaku, ada pernyataan salah satu Menteri yang belum berencana menurunkan harga BBM, meskipun aksi penolakan terus dilakukan masyarakat dan mahasiswa.

Mantan Bos Inter Milan itu menilai perkara BBM harus dilihat secara menyeluruh. Poin utama pemerintah bukan menaikan atau menurunkan harga BBM. Namun, memangkas subsidi BBM agar impor bahan bakar tersebut bisa ditekan.

Pemerintah, lanjut Erick, mengingatkan bahwa Indonesia bukan negara produsen atau eksportir BBM. Namun, sebagai negara importir yang dilakukan sejak 2003 silam. Karena itu, berbagai langkah diambil pemerintah untuk menekan impor BBM.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement